Desa Karanggude, Berpotensi Jadi Produsen Besar Pepaya Calina
Kabupaten Banyumas beruntung berada di lereng gunung Slamet. Tanahnya yang subur dan dialiri sungai membuat tanah di daerah cocok sebagai lahan pertanian. Tidak terkecuali desa Karanggude
Kulon yang berada di wilayah administratif Kecamatan Karanglewas, Kabupaten
Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia.
Desa ini
berbatasan dengan Desa Karangkemiri (barat), Desa Jipang (timur), Desa
Langgongsari dan Desa Singasari (utara), dan Desa Tamansari (selatan). Desa ini
terkenal dengan hasil kebun berupa singkong/ketela pohon, padi, dan hasil
palawija berupa kacang tanah, jagung, dan sebagian kecil sayuran lainnya.
Meski irigasi
dari sungai Mengaji sudah masuk ke desa ini, namun jika memasuki musim kemarau
air dari irigasi tidak sampai ke sawah. Air dari bendungan Jaganala, hulu
sungai Mengaji, sudah habis dipakai oleh sawah lain di Langgongsari dan
Karangkemiri, Karanggude hanya mendapat sisanya. Akhirnya, biasanya pada musim
kemarau sawah hanya ditanami singkong dan palawija.
Jalan Pejaten di Desa Karanggude Kulon, Kec. Karanglewas, Kab. Banyumas |
Melihat kontur
tanahnya yang subur karena berada di lereng Gunung Slamet, serta berada di
ketinggian kurang dari 100 mdpl, persawahan di Desa Karanggude cocok digunakan
sebagai pertanian pepaya Calina. Bahkan pepaya dari wilayah Purwokerto sudah
terkenal hingga ke Jakarta karena kualitasnya yang lebih baik dari pepaya
daerah lain, terutama Kebumen.
Kondisi tanah
yang digunakan untuk budidaya Pepaya Calina di Kebumen, Kutoarjo, hingga
Kulonprogo kebanyakan adalah lahan pasir. Lahan pasir membuat unsur hara yang
tersedia menjadi terbatas. Air tanah yang dibutuhkan oleh tanaman pun ada di
dalam tanah yang cukup dalam. Berbeda dengan kondisi tanah di Desa Karanggude
yang berada di lereng gunung Slamet, tanahnya disini begitu subur karena
mendapat unsur hara dari gunung. Menurut para konsumen dari Jakarta, pepaya
dari Karanggude, dan Purwokerto pada umumnya, pepaya disini memiliki daging
buah yang lebih tebal, tingkat kemanisan yang lebih tinggi, serta lebih tahan
terhadap serangan penyakit.
Peta satelit Desa Karanggude dari Google Maps |
Besarnya
potensi yang ada ternyata belum membuat para petani di desa ini membuka mata.
Terutama karena kekhawatiran mereka mengenai pasar pepaya Calina yang tidak
semudah ketika menjual singkong dan kacang tanah. Selain itu, modal untuk
mengawali budidaya pepaya Calina juga cukup besar, terutama untuk pupuk kandang
yang harus tersedia cukup banyak. Oleh karena itu, perlu adanya bantuan dari
pihak terkait untuk meyakinkan para petani bahwa usaha budidaya pepaya Calina
sangat menjanjikan. Perlu juga diberikan insentif dana kepada para petani
pemula, entah itu dalam bentuk kredit produksi pertanian atau pinjaman tanpa
bunga. Bagi para mahasiswa yang mengambil bidang keilmuan pertanian juga perlu
mendalami ilmu pertanian pepaya Calina yang saat ini begitu disukai masyarakat.
1 komentar untuk "Desa Karanggude, Berpotensi Jadi Produsen Besar Pepaya Calina"