Pertanian Presisi di Indonesia

Pertanian Presisi (Presicion Agriculture) atau bisa disebut juga dengan istilah Pertanian Terukur merupakan konsep pertanian yang berbasis teknologi. Pendekatan pertanian presisi melalui observasi dan pengukuran untuk menghasilkan data yang tepat sehingga kegiatan bercocok tanam lebih efektif dan efisien.

Pertanian Presisi mempunyai tujuan untuk merancang sebuah sistem daya dukung pengambilan keputusan (decision support system) bagi tata kelola pertanian. Tujuannya tidak lain untuk mengoptimalkan hasil panen dan memudahkan input (seperti air, pupuk, pestisida dan yang lain) yang tepat. Dengan metode ini maka sumber daya dapat dioptimalkan dan menghilangkan hal-hal yang tidak perlu di dalam dunia budidaya. 

Konsep pertanian presisi di Indonesia

Pertanian Presisi bertujuan untuk mengoptimalkan tata kelola pertanian di Indonesia. Adapun faktor yang perlu diperhatikan antara lain:

1. Pengetahuan tentang pertanian yang ramah lingkungan secara keseluruhan. Termasuk di dalamnya mengenai kebutuhan nutrisi tanaman, pupuk dan hubungannya dengan dampak bagi iklim

2. Perlindungan lingkungan hidup dan habitat makhluk hidup lain dengan pengaturan pertanian yang proporsional. Misalnya penerapan terasering guna mengurangi erosi dan mengurangi carbon footprint.

3. Pertimbangan sosial ekonomi pertanian dengan menerapkan kewirausahaan pertanian serta peningkatan efisiensi, perbaikan manajemen, meminimalisir input dan memaksimalkan output.

Key Technology

Penerapan Pertanian Presisi membutuhkan beberapa teknologi terkini guna mendapatkan hasil yang tepat dan efektif. Adapun teknologinya antara lain:

1. Geographic Positioning Systems (GPS)

GPS memiliki singkatan Geographic Positioning Systems, adalah teknologi untuk merekam data lahan, memetakan lahan, letak dan posisi lahan di peta bumi. Dengan informasi dari GPS, petani dan pemangku kepentingan terkait dapat melakukan pengukuran topograsi, tingkat kelembaban, ramalan cuaca, dan sebagainya.

2. Sensor atau Sensing System

Sensor yang dimaksud adalah alat untuk mendeteksi dan merekam data. Dalam Pertanian Presisi, data yang dikumpulkan dan direkam diantaranya data lingkungan, kandungan unsur hara dalam tanah, radiasi matahari, tingkat curah hujan, arah angin, kadar air, tingkat kelembaban udara, suhu udara, suhu tanah, tingkat kehijauan daun, perkiraan hasil panen dan citra tanaman yang diambil dari satelit.

Jenis sensor yang digunakan antara lain:

a. Soil and environment

Faktor yang diamati antara lain PH, Electrical Conductivity (EC), kadar lengas tanah, temperatur, kelembaban, solar radiasi, CO2, dan gas lain.

b. Plant or Crop Sensing

faktor yang diamati antara lain pengukuran pertumbuhan tanaman, perkembangan buah, pergerakan tanaman, ritme sirkadian.

c.  Postharvest and Food Quality Sensing

Faktor yang diamati diantaranya kualitas hasil panen. Metode yang digunakan ialah metode destruktif dan non-destruktif. Contoh kualitas hasil dengan destruktif misalnya penetromter, kekenyalan, sensor kematangan buah, dll. Sedangkan penerapan non-destruktif menggunakan image processing, e-nose, dan juga Near Infra Red Spectroscopy.

Sensor tanah pada perkebunan labu

3. Geomapping

Dalam dunia Pertanian Presisi, geomapping adalah piranti aplikasi pemetaan lahan. Data yang telah dikumpulkan lalu dibuat menjadi peta komoditas, peta penanaman, peta kesuburan tanah, peta jadwal panen, dan sebagainya.

4. Assisted and automatic guidance steering systems & Electronic Communications, Variable Rate Technology (VRT)

Tahapan terakhir adalah pengolahan data. Data yang telah diperoleh dari lapangan diolah dengan aplikasi. Data yang telah diolah akan menghasilkan saran pengambilan keputusan yang nantinya dapat diimplementasikan di lapangan.

Teknologi implementasi di lapangan inilah yang diharapkan mampu meminimalisir input, meningkatkan efisiensi proses dan memaksimalkan output.  Implementasi di lapangan ini diantaranya:

- Assisted and automatic guidance steering systems atau perangkat teknologi kemudi dan pemandu otomatis yang dipasang di alat mesin pertanian. Contohnya pemandu otomatis pada drone sprayer.

- Variable rate technology (VRT) atau perangkat teknologi yang menentukan presisi atau keterukuran dalam penyemprotan pestisida, penebaran pupuk, pengairan, penanaman, pencahayaan, pemberian nutrisi dan lainnya - serta teknologi lainnya.

 

Geomapping dalam dunia pertanian

Manfaat Pertanian Presisi

Adapun manfaat pertanian presisi bagi para petani maupun lingkungan antara lain:

- Memberikan informasi terkini mengenai kondisi lahan dan tanaman bagi para petani

- Meningkatkan hubungan kerja antara petani dan mitra dalam hal kemitraan pertanian

- Mewujudkan pengembangan petani di bidang teknologi

- Membantu pengambilan keputusan dalam musyawarah berkala di tingkat kelompok tani

- Meningkatkan nilai jual hasil pertanian dan hasil pengolahan komoditas

- Meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian (tonase, rendemen, kadar air, dsb)

- Membantu perencanaan dan pengaplikasian penanaman preskriptif

- Membantu penentuan variabel penanaman berdasarkan data secara tepat

- Meningkatkan konservasi dan perbaikan lingkungan pertanian

Penggunaan drone dalam pertanian presisi
 

Pertanian Presisi diharapkan dapat meningkatkan produksi hasil pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan nasional. Penerapan efisiensi yang baik di bidang budidaya, diharapkan mampu meminimalisir input sehingga dapat mewujudkan pertanian berkelanjutan yang berorientasi pada output.

Pertanian Presisi juga diharapkan mampu meminimalisir dampak yang ditimbulkan bagi lingkungan. Dengan begitu pertanian dapat dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan hingga masa depan.

Posting Komentar untuk "Pertanian Presisi di Indonesia"